Jika Anda tahu tentang zoofilia, maka Anda pun sepertinya sudah tak asing lagi dengan apa itu bestiality. Pada dasarnya kedua istilah tersebut sama-sama berkaitan dengan sebutan bagi perilaku penyimpangan seksual di mana pelakunya memiliki ketertarikan untuk melakukan hubungan seksual terhadap binatang atau hewan. Perbedaannya hanya terletak bahwa bestiality merupakan salah satu jenis atau masuk ke dalam kategori zoofilia.
Mengenal Apa Itu Bestiality
Anda pasti sudah tahu apa itu bestiality secara istilah yang merujuk pada sebuah perilaku penyimpangan seksual bagi seseorang yang memiliki gairah seksualisme hanya pada binatang atau hewan. Hal tersebut tentu bukan hal yang wajar di mata masyarakat umum dan bahkan dianggap sebagai penyakit. Perilaku penyimpangan tersebut pun dianggap menjijikan karena tidak normal.
Istilah bestiality itu sendiri berasal dari kata “bestialis” atau “bestia” yang artinya merupakan binatang liar. Namun, istilah tersebut pun bukan merujuk pada kata “binatang liar”, melainkan pada perilaku menyimpang seseorang – di mana ia berusaha mencari kepuasan seksual dengan melakukannya bersama hewan atau binatang.
Bestiality dianggap sebagai tindakan yang menyimpang karena menjadikan binatang sebagai objek pemuasan seksualnya. Selain itu, perilaku ini pun dipandang menyimpang baik dari norma hukum, norma agama beserta tata susila yang berlaku di masyarakat umum.
Hewan yang banyak digunakan untuk melakukan hubungan ini adalah beberapa hewan ternak, anjing, dan kera. Hal ini dikarenakan selain pintar, populasi hewan ini justru lebih banyak dibanding dengan hewan yang lainnya. Maka, banyak dari pelaku penyimpangan seksual yang melakukannya dengan hewan-hewan tersebut.
Faktor-Faktor Penyebab Penyimpangan Seksual Bestiality
Pada dasarnya faktor-faktor penyebab perilaku penyimpangan seksual sama saja, termasuk pada jenis kelainan seksual seperti bestiality. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang lebih memilih untuk menyalurkan gairah serta aktivitas seksualnya dengan binatang-binatang tersentu, di antaranya:
1. Kedekatan Dengan Hewan-Hewan yang Terlalu Intens
Salah satu hal yang menjadi faktor yang dapat menjadikan seseorang memiliki perilaku penyimpangan seksual bestiality adalah karena kedekatan dengan hewan-hewan yang terlalu intens. Biasanya, karena seseorang sudah terlalu dekat dengan hewan peliharaan atau sejenisnya, jika tidak diberi “jarak” atau batasan seksual termasuk pada hewan akan membuatnya memiliki ketertarikan yang abnormal. Akhirnya, seseorang pun bisa menyukai hewan dan bahkan hingga memiliki hasrat untuk melakukan aktivitas seksual dengan hewan tersebut.
2. Trauma Akibat Pernah Menjadi Korban Pelecehan Seksual
Jangan menganggap bahwa pelecehan seksual tidak akan berdampak fatal bagi korbannya. Pelecehan yang mengakibatkan trauma bahkan akan berimbas pada psikologi korban dan bisa jadi hal tersebut justru akan menjadikannya pelaku, termasuk pada kasus perilaku penyimpangan seksual bestiality.
Biasanya, pelaku penyimpangan seksual ini sudah tidak memiliki hasrat untuk melakukan hubungan dengan manusia karena merasa takut dan masih menyimpan trauma masa lalu. Untuk itu, mereka pun lebih memilih untuk melapiaskan nafsu seksnya pada hewan.
3. Tidak Dapat Megekspresikan Hasrat Seksualnya Terhadap Lawan Jenis
Satu lagi faktor yang dapat menjadi salah satu penyebab seseorang berperilaku menyimpang pada seksualismenya, yaitu karena tidak dapat mengekspersikan hasrat seksualnya terhadap lawan jenis.
Pada umumnya, orang yang tak dapat mengekspresikan hal tersebut pada lawan jenis sangat kaku dan takut. Barangkali dalam dirinya ada peraan takut ditolak dan merasa takut untuk dikhianati oleh lawan jenisnya. Sehingga, perasaan ketertarikan pada hewan atau biantang untuk melakukan penyimpangan tersebut akan timbul.